Seni Sastra Tradisional

SENI TEATER TRADISIONAL

Kamis, 03 November 2016

SENI TARI TRADISIONAL

Hasil gambar untuk gambar animasi bergerak seni tari

Pengertian Seni Tari

Pengertian seni tari yaitu gerak badan secara berirama yang dilakukan ditempat serta waktu tertentu buat keperluan pergaulan, mengungkap perasaan, maksud, serta pikiran. Bunyi-bunyian yang dimaksud musik pengiring tari mengatur gerakan penari serta menguatkan maksud yang mau di sampaikan. Gerakan tari tidak sama dari gerakan sehari-hari seperti lari, jalan, atau bersenam. Gerak didalam tari tidaklah gerak yang realistis, tetapi gerak yang sudah di beri bentuk ekspresif serta estetis. Suatu tarian sesungguhnya adalah kombinasi dari sebagian buah unsur, yakni wiraga (raga), Wirama (irama), serta Wirasa (rasa). Ketiga unsur tersebut melebur jadi bentuk tarian yang serasi. Unsur paling utama dalam tari yaitu gerak. Gerak tari senantiasa melibatkan unsur anggota badan manusia. Unsur-unsur anggota badan itu di dalam membuat gerak tari bisa berdiri dengan sendiri, berhimpun maupun bersambungan. 

Tari Tradisional merupakan sebuah bentuk tarian yang sudah lam ada. Tarian ini diwariskan secara turun menurun. sebuah aturan tradisional biasanya mengandung nilai filosofis, simbolis dan religius. semua aturan ragam gerak tari tradisional, formasi, busan dan riasan hingga kini tidak banyak berubah.

Jenis Jenis Seni Tari

Berdasarkan jenisnya seni tari digolongkan menjadi :

1.  Tari Rakyat (Tari Folklasik) 

       Tari rakyat adalah jenis tari tradisional yang lahir dari kebudayaan masyarakat lokal, hidup dan berkembang sejak zaman primitif, dan diturunkan secara turun temurun sampai sekarang. Tari rakyat atau juga dikenal dengan sebutan tari folklasik.

      Umumnya memiliki beberapa ciri khas antara lain kental dengan nuansa sosial, merujuk pada adat dan kebiasaan masyarakat, serta memiliki gerak, rias, dan kostum yang sederhana. 

Beberapa contoh tari tradisional yang masuk dalam kategori tari rakyat antara lain tari Lengger, Tayub, Orek-Orek, tari Piring, Joget, Kubrasiwa, Buncis, Ndulalak, Sintren, Angguk, dan tari Rodat. Perlu diketahui bahwa tari rakyat umumnya juga sarat dengan nilai magis. 

2. Tari Klasik 

Tari klasik adalah tari tradisional yang lahir di lingkungan keraton, hidup dan berkembang sejak zaman feodal, dan diturunkan secara turun temurun di kalangan bangsawan. 

Tari klasik umumnya memiliki beberapa ciri khas antara lain berpedoman pada pakem tertentu (ada standarisasi), memiliki nilai estetis yang tinggi dan makna yang dalam, serta disajikan dalam penampilan yang serba mewah mulai dari gerak, riasan, hingga kostum yang dikenakan. 

Beberapa contoh tari tradisional yang masuk dalam kategori tari klasik antara lain tari bedaya, srimpi, lawung ageng, lawung alit, Gathotkaca Gandrung, Bondabaya, Bandayuda, Palguna-palgunadi, Retna Tinanding, dan tari Srikandi Bisma.

3. Tari Kreasi Baru 

Tari kreasi baru adalah tari klasik yang diaransemen dan dikembangkan sesuai perkembangan zaman, namun tetap mempertahankan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Tari kreasi baru umumnya diciptakan oleh para pakar tari. 

Beberapa tari kreasi dapat kita lihat pada karya-karya Bagong Kusudiarjo dan Sauti. Contoh tari kreasi baru misalnya Tari Kupu-Kupu, Tari Merak, Tari Roro Ngigel, Tari Ongkek Manis, Tari Manipuri, dan Tari Roro Wilis. 

Berdasarkan koreografinya seni tari dibedakan menjadi :

1. Tari Tunggal ( Solo )

     Tari Tunggal adalah tari yang diperagakan oleh seorang penari, baik laki laki maupun perempuan.
contohnya Tari Golek ( Jawa Tengah ).

2. Tari Berpasangan ( Duet / Pas de Duex )
     Tari Berpasangan adalah tari yang diperagakan oleh dua orang scara berpasangan.
contohnya Tari Topeng ( Jawa Barat ).

3. Tari Kelompok ( Group Choreography )
     Tari Kelompok adalah tari yang diperagakan oleh lebih dari dua orang penari.

Dalam sebuah tarian ( terutama tari kelompok ) pola lantai perlu diperhatikan. Ada beberapa macam pola lantai pada tarian, antara lain :
1. Pola Lantai Vertikal
     Pada pola lantai ini, penari membentuk garis vertikal, yaitu garis lurus dari depan ke belakang atu sebaliknya.

2. Pola Lantai Horizontal
      Pada pola lantai ini, penari harus membentuk garis lurus ke samping.

3. Pola lantai Diagonal
      pada pola lantai ini, penari harus berbaris membentuk garis menyudut ke kanan atau kekiri.

4. Pola Lantai Melingkar
      Pada pola lantai ini, penari harus membentuk garis lingkaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar