Seni Sastra Tradisional

SENI TEATER TRADISIONAL

Kamis, 10 November 2016


Seni Sastra Tradisional


Pengertian seni sastra – Sastra atau kesusastraan merupakan salah satu bentuk seni yang menonjolkan keindahan tutur kata dan cerita. Sehingga seni sastra dapat dinikmati oleh penikmatnya melalui membaca atau mendengarnya dibacakan.
Awalnya sastra hanya dikelompokkan menjadi satu jenis saja yakni cerita. Namun seiring dengan berkembangnya seni sastra, muncul beberapa jenis baru. Bahkan pengertian seni sastra juga mulai ditentukan definisinya, supaya jelas batas mana seni sastra dan mana yang bukan. Nah, di bawah ini pengertian seni sastra dibahas satu per satu.

Pengertian Seni Sastra

Dalam beberapa versi, pengertian seni sastra didefinisikan menjadi 3 poin. Poin-poin tersebut diambil dari sudut pandang bahasa (susunan kata), istilah dan berdasarkan definisi ahli yang dituangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
  • Seni sastra merupakan gabungan dari dua kata, yakni “seni” yang artinya ungkapan perasaan manusia yang mempunyai nilai keindahan dan “sas(tra)” yang berasal dari bahasa sansekerta yang artinya panduan, pedoman atau perintah (dalam bentuk teks maupun suara). Jadi seni sastra adalah tulisan atau cerita yang berasal dari ungkapan perasaan manusia yang mempu nilai keindahan di dalamnya.
  • Seni sastra atau Kesusastraan adalah sesuatu yang berbentuk tulisan mauun cerita yang memiliki nilai seni dan budaya yang menyajikan keindahan tutur dan bahasa untuk menyamaikan makna tertentu.
  • Sastra menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) didefinisikan sebagai bahasa (kata-kata atau gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab dan bukan merupakan bahasa sehari-hari. Selanjutnya di baris kedua didefinisikan sebagai karya tulis—yang jika dibandingkan dengan tulisan lain—memiliki berbagai ciri keunggulan, seperti keaslian, keartistikan dan keindahan dalam isi maupun ungkapannya.
Sehingga apabila dirangkum, maka sastra dapat mempunyai tiga ciri khas. Salah satu atau semua ciri khas tersebut daat berdiri sendiri maupun saling melengkapi menjadi sebuah karya sastra.
  • Seni sastra berupa bahasa, yakni sastra yang berbentuk ungkapan, kata-kata, cerita, maupun gaya bahasa.
  • Seni sastra berupa curahan perasaan, yakni sastra yang berbentuk kitab, buku, tulisan, mapun karangan.
  • Seni sastra yang tertuang dalam gagasan/nilai, yakni karya sastra yang berbentuk ajaran, pedoman, perintah, maupun pedidikan.

Macam Seni Sastra

Berdasarkan penjelasan dalam pengertian seni sastra, maka sastra dapat dibagi menjadi dua macam, yakni Prosa dan Puisi. Keduanya dibedakan berdasarkan keterikatannya pada kaidah-kaidah atau pedoman dalam kesusastraan.
  • Prosa

    Merupakan karya sastra yang tidak terikat dengan kaidah atau pedoman kesusastraan. Sifatnya bebas menyesuaikan keinginan dari sang sastrawan. Contoh dari prosa adalah novel, cerpen, cerbung, fiksi kilat dan lain-lain.
  • Puisi

    Merupakan karya sastra yang terikat dengan kaidah atau pedoman kesusastraan. Sifatnya kaku dan kurang berkembang jika dibandingkan dengan prosa. Contoh dari puisi adalah sajak, puisi lama/pantun, gurindam, pepatah dan lain-lain
  • Drama Satu Arah

    Merupakan karya sastra yang bisa terikat dan bisa juga tidak terikat dengan kaidah atau pedoman kesusastraan. Sifatnya menyesuaikan dengan tema dan situasi, lebih menekankan pada dialog di dalamnya. Contoh dari drama satu arah adalah monolog, deklamasi, musikalisasi dan lain-lain.
Ketiga macam seni sastra diatas adalah pengembangan dari dua jenis seni sastra, yakni sastra lisan/oral dan sastra tulis/teks.
  • Sastra lisan merupakan sastra yang disampaikan melalui lisan/tutur kata secara langsung, baik dengan atau tanpa iringan musik.
  • Sastra tulis merupakan sastra yang disampaikan melalui tulisan, baik secara terpisah maupun berupa kumpulan tulisan berbentuk buku atau kitab.

Fungsi Seni Sastra

Ada beberapa fungsi dari seni sastra yang biasanya dipakai sebagai landasan dasar membuat karya. Diantaranya adalah sarana menyampaikan pesan moral, kritik, rasa nasinalisme, melestarikan budaya, maupun sarana pendidikan.
  • Menyampaikan Pesan Moral

    Dalam beberapa karya sastra, di dalamnya ada beberapa bagian yang berisi pesan moral. Ada yang terselip di awal, di tengah, maupun di akhir. Ada yang secara terang-terangan (tersurat) dan ada yang secara sembunyi-sembunyi (tersirat). Tujuannya agar penikmat karya sastra tersebut memiliki pandangan atau bertindak dan bertingkahlaku sesuai ajakan si pembuatnya.
  • Penyampaian Kritik

    Ada juga karya sastra yang sengaja dibuat untuk menyampaikan kritik terhadap sasarannya. Baik itu kritik sosial, ekonomi, politik, moral, kemanusiaan dan lain sebagainya. Tujuannya supaya orang yang menikmati, khususnya sasarannya dapat memiliki kesadaran penuh tentang kritik tersebut dan melakukan tindakan lanjut.
  • Mebangkitkan Rasa Nasionalisme

    Rasa nasionalisme perlu selalu dibangkitkan dengan beberapa cara dan sentuhan khusus. Melelui sastra, nasionalisme dibangun melalui sugesti yang dibangkitkan dari dalam diri penikmat sastra. Selanjtnya sugesti tersebut dierkuat dengan penanaman nilai dan semangat kebangsaan dan rasa nasionalisme.
  • Melestarikan Budaya

    Sastra juga merupakan sarana pelestarian budaya, khususnya budaya yang berasal dari lisan dan diabadikan melalui tulisan. Sehingga kisah-kisah, dongeng, legenda dan lain sebagainya dapat tetap lestari. Bahkan dengan adanya karya sastra berbentuk buku atau kitab-kitab, akan lebih mudah disebarkan dan juga bertahan lama.
  • Sarana Pendidikan

    Selain disampaikan melalui jenjang formal, pendidikan juga ditanamkan melalui pendidikan informal. Pendidikan informal tersebut meliputi nilai, norma dan budi pekerti luhur. Dalam sastra, kesemuanya itu dapat ditanamkan secara menarik dan tidak terkesan menggurui. Jadi bila seseorang gemar menikmati sastra, secara tidak langsung dia sedang mempelajari nilai, norma dan ajaran-ajaran budi pekerti yag luhur.

Sejarah Seni Sastra

Sebenarnya seni sastra sudah ada sejak zaman kuno, tandanya adalah tulisan-tulisan di dinding gua, dinding piramid dan kuil romawi, maupun prasasti-prasasti. Kemudian sastra terus berkembang sampai pada masa keagamaan, baik hindu, budha, maupun islam.
Tercatat ada beberapa kitab karangan empu-empu yang menyimpan cerita sastra. Diantaranya adalah kitab Bharatayuda (Mpu Sedah dan Mpu Panuluh), kitab Gatotkacasraya (Mpu Panuluh), kitab Smaradhahana (Mpu Darmaja) dan kitab Wrattasancaya dan Lubdhaka (Mpu Tanakung).
Sedangkan pada masa islam muncul syair-syair melayu dan syair-syair arab. Misalkan saja seerti Syair Perahu, Syair Dagang dan Syair Si Burung Pingai (Asrar al-Arifin), kitab Fi Ma’rifat al-Adyan, Shirot al-Mustaqim dan Bustan al-Shalatin (Ar-Raniri Tibyan), serta masih banyak lagi karya lainnya.
Sedangkan untuk sastra di zaman yang lebih maju, terdapat beberapa angkatan sastra yang berkembang di Indonesia. Angkatan-angkatan sastra tersebut adalah:
  • Pujangga Lama

    Segala macam karya sastra Indonesia yang dibuat sebelum abad 20 diaktegorikan sebagai karya sastra angkatan pujangga lama. Ciri karya sastratersebut berupa cerita, seperti syair, pantun, gurindam serta hikayat.
  • Sastra Melayu Rendah

    Sedangkan karya sastra Indonesia yang dibuat antara tahun 1870-1942 dikategorikan sebagai sastra melayu rendah. Cirinya adalah cerita mirip dengan pujangga lama namun mulai mengadaptasi cerita dari Cina, Timur Tengah dan Eropa.
  • Angkatan ‘45

    Karya sastra pada masa persiapan kemerdekaan masuk dalam angkatan ’45. Dimana sebagian besar dari karya sastra di masa ini mengandung tema gejolak sosial politik dan budaya. Khususnya tentang pengalaman hidup dalam masa-masa perjuangan kemerdekaan.
  • Angkatan Balai Pustaka

    Karya sastra Indonesia yang dibuat pada tahun 1920-1950 masuk dalam kategori angkatan balai pustaka. Sebagian besar karya sastra tersebut diterbitkan oleh penerbit Balai Pustaka, oleh karena itu disebut angkatan balai pustaka. Karya sastra yang muncul kala itu berua prosa (baik roman, novel, cerita pendek atau drama) dan juga puisi.
  • Pujangga Baru

    Setelahnya muncullah angkatan pujangga baru yang sebagian besar berbentuk karya sastra kritik. Kemunculan angkatan ini sebagai bentuk reaksi dan penolakan sastrawan terhadap sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka. Khususnya karya sastra yang bertema nasionalisme dan kebangsaan.
  • Angkatan 50-an

    Dalam angkatan 50-an, sastra mulai terangkat melalui terbitnya majalah sastra “Kisah” yang digawangi oleh H.B.Jassin. Pada angkatan ini mulai berkembang karya sastra seperti cerita pendek dan juga kumpulan puisi. Ini adalah cikal bakal kolom sastra mingguan yang ada di majalah, tabloid mauun surat kabar hari ini.
  • Angkatan 50-60-an

    Di masa angkatan 50-60-an muncullah karya sastra yang lebih berat, yakni novel, cerpen dan juga drama. Tetapi ketiga karya sastra tersebut kurang mendapat perhatian dan lebih sering menimbulkan kesalahpahaman. Tokoh pegiat sastra di masa tersebut adalah Iwan Simatupang.
  • Angkatan 66-70-an

    Setelah itu muncullah angkatan 66-70-an yang ditandai dengan terbitnya majalah sastra “Horison”. Ciri paling menonjol dari angkatan ini adalah mereka mengusung semangat “avant-garde”. Sehingga muncul beragam aliran sastra, seperti surealistik, arus kesadaran, arketip, absurd, dan lain sebagainya.
  • Dasawarsa 80-an

    Karya sastra Indonesia pada tahun 1980 dan setelahnya disebut angkatan dasawarsa 80-an. Dimana ciri yang paling terlihat adalah merebaknya roman percintaan serta mulai munculnya sastrawan wanita. Bisa dibilang angkatan ini adalah angkatan kebangkitan bagi sastra wangi, istilah untuk karya sastra karangan sastrawan wanita.
  • Angkatan Dasawarsa 2000-an

    Angkatan dasawarsa 2000-an muncul setelah era milenium. Kebanyakan tema karya sastranya seputar keadaan sosial dan politik di era runtuhnya Orde Baru. Banyak kisah di era reformasi politik 1998 yang diangkat sebagai karya sastra berupa novel.
  • Cyber-sastra

    Setelah itu berkembang angkatan sastra modern yang memanfaatkan teknologi dengan baik. Era tersebut dinamakan angkatan cyber-sastra, dimana karya sastra tidak dipublikasi dalam bentuk buku saja. Sebagian dalam bentuk digital dan sebagian lagi hanya untuk dipublikasikan di dunia maya saja. Beberapa diantaranya dikelola resmi oleh pemerintah, organisasi non-profit, ada pula yang berupa situs pribadi atau sosial media.

Seni Teater Tradisional


A. PENGERTIAN SENI TEATER
Dalam sejarahnya, kata “Teater”  berasal dari bahasa Inggris theater  atau  theatre,  bahasa Perancis  théâtre  dan dari bahasa Yunani theatron (θέατρον). Secara etimologis, kata “teater” dapat diartikan sebagai tempat atau gedung pertunjukan. Sedangkan secara istilah kata teater diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan di atas pentas  untuk konsumsi penikmat.

Selain itu, istilah teater dapat diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Teater  dalam  arti sempit dideskripsikan  sebagai sebuah drama  (perjalanan hidup seseorang  yang dipertunjukkan  di  atas  pentas,  disaksikan  banyak orang  dan  berdasarkan atas  naskah  yang tertulis). Sedangkan dalam arti luas, teater adalah segala adegan peran yang dipertunjukkan di depan orang  banyak, seperti ketoprak, ludruk, wayang, sintren, janger, mamanda, dagelan, sulap, akrobat, dan lain sebagainya.

Dalam perkembangannya, istilah teater selalu dikaitkan dengan kata drama. Hubungan kata “teater” dan “drama” bersandingan sedemikian erat yang pada prinsipnya keduanya merupakan istilah yang berbeda. Drama merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani Kuno “draomai” yang berarti bertindak atau berbuat dan dalam bahasa Perancis “drame” menjelaskan tingkah laku kehidupan kelas menengah. 

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa istilah “teater” berkaitan langsung dengan pertunjukan, sedangkan “drama” berkaitan dengan peran atau naskah cerita yang akan dipentaskan. Jadi, teater adalah visualisasi dari drama atau drama yang dipentaskan di atas panggung dan disaksikan oleh penonton. Dengan kata lain drama merupakan bagian atau salah satu unsur dari teater.

B. FUNGSI SENI TEATER
Peranan seni teater  telah mengalami  pergeseran seiring dengan berkembangnya teknologi. Seni teater tidak hanya dijadikan sebagai sarana upacara maupun hiburan, namun juga sebagai sarana pendidikan. Sebagai  seni,  teater  tidak hanya menjadi konsumsi masyarakat sebagai hiburan semata, namun juga berperan dalam nilai afektif masyarakat. Adapun beberapa fungsi seni teater, diantaranya meliputi:

1. Teater sebagai Sarana Upacara
Pada awal munculnya, teater hadir sebagai sarana upacara persembahan kepada dewa Dyonesos dan upacara pesta untuk dewa Apollo. Teater  yang berfungsi  untuk  kepentingan  upacara  tidak  membutuhkan  penonton karena penontonnya adalah bagian dari peserta upacara itu sendiri.
Di Indonesia seni teater yang dijadikan sebagai sarana upacara dikenal dengan istilah teater  tradisional.

2. Teater sebagai Media Ekspresi
Teater merupakan salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada laku dan dialog. Berbeda dengan seni musik yang mengedepankan aspek suara dan seni tari yang menekankan pada keselarasan gerak dan irama. Dalam praktiknya, Seniman teater akan mengekspresikan seninya dalam bentuk gerakan tubuh dan ucapan-ucapan.

3. Teater sebagai Media Hiburan
Dalam perannya sebagai sarana hiburan, sebelum pementasannya sebuah teater itu harus dengan persiapkan dengan usaha yang maksimal.  Sehingga harapannya penonton akan terhibur  dengan pertunjukan yang digelar. 

4. Teater sebagai Media Pendidikan
Teater adalah seni kolektif, dalam artian teater tidak dikerjakan secara individual. Melainkan untuk mewujudkannya diperlukan kerja tim yang harmonis. Jika suatu teater dipentaskan  diharapkan pesan-pesan yang ingin diutarakan penulis dan pemain tersampaikan kepada penonton. Melalui pertunjukan biasanya manusia akan lebih mudah mengerti nilai baik buruk kehidupan dibandingkan hanya membaca lewat sebuah cerita.

C. UNSUR – UNSUR SENI TEATER
Unsur-unsur yang terdapat dalam seni teater dibedakan menjadi dua, antara lain:
1. Unsur Internal
Unsur internal merupakan unsur yang menyangkut tentang bagaimana keberlangsungan pementasan suatu  teater. Tanpa unsur internal internal tidak akan ada suatu pementasan teater. Oleh karena itu, unsur internal dikatakan sebagai jantungnya sebuah pementasan teater. Unsur internal, meliputi:

a. Naskah atau Skenario
Naskah atau Skenario berisi kisah dengan nama tokoh dan dialog nantinya akan dipentaskan. Naskah menjadi salah satu penunjang yang menyatukan berbagai macam unsur yang ada yaitu pentas, pemain, kostum dan sutradara.

b. Pemain
Pemain  merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam sebuah pertunjukan teater. Pemain berperan dalam menghasilkan beberapa unsur lain, seperti unsur suara dan gerak. Ada  tiga  jenis  pemain, yaitu peran utama (protagonis/antagonis), peran pembantu dan peran tambahan atau figuran. Dalam film atau sinetron, pemain biasanya disebut Aktris untuk perempuan, dan Aktor untuk laki-laki.

c. Sutradara
Sutradara merupakan salah satu unsur yang paling sentral, karena sutradara adalah orang yang memimpin dan mengatur sebuah teknik pembuatan atau pementasan teater. Sutradara menjadi otak dari jalannya suatu cerita, misalnya mengarahkan para aktor, membedah naskah, menciptakan ide-ide tentang pentas yang akan digunakan dan lain-lain.

d. Pentas
Pentas adalah salah satu unsur yang mampu menghadirkan nilai estetika dari sebuah pertunjukan. Selain itu, pentas menjadi  unsur penunjang pertunjukkan yang di dalamnya terdapat properti, tata lampu, dan beberapa dekorasi lain yang berkenaan dengan pentas.

e. Properti
Properti  merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan teater, seperti kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, dan lain sebagainya.

f. Penataan
Seluruh pekerja yang terkait dengan pementasan teater, antara lain:
  • Tata Rias  adalah cara mendandani pemain dalam memerankan tokoh teater agar lebih sesuai dengan karakter yang akan diperankan;
  • Tata  Busana  adalah  pengaturan  pakaian  pemain  agar  mendukung  keadaan  yang menghendaki. Contohnya pakaian yang dikenakan anak sekolahan tentu akan berbeda denga pakaian harian yang dikenakan pembantu rumah tangga;
  • Tata Lampu adalah pencahayaan dipanggung;
  • Tata Suara adalah pengaturan pengeras suara.

2. Unsur Eksternal
Unsur eksternal adalah unsur yang mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal yang dibutuhkan dalam sebuah pementasan. Unsur eksternal diantaranya, yaitu
a. Staf Produksi
Staf produksi adalah sekelompok tim atau individual yang berkenaan dengan pimpinan produksi sampai semua bagian yang ada di bawahnya. Adapun tugas masing-masing dari mereka adalah sebagai berikut:
  • Produser/ pimpinan produksi
  • Mengurus semua hal tentang produksi;
  • Menetapkan personal (petugas), anggaran biaya, fasilitas, program kerja dan lain sebagainya.
b. Sutradara/ derektor
  • Pembawa sekaligus pengarah jalannya naskah;
  • Koordinator semua pelaksanaan yang menyangkut pementasan;
  • Mencari dan menyiapkan aktor;
  • Menyiapkan make up dan juga men-setting segala sesuatu yang dipegang oleh bagian desainer beserta kru.

c. Stage manager
  • Pemimpin dan penanggung jawab panggung;
  • Membantu sutradara.

d. Desainer
Menyiapkan semua aspek visual yang menyangkut setting tempat atau suasana, properti atau perlengkapan pementasan, kostum, tata lampu dan pencahayaan, serta perlengkapan lain (seperti: audio).

2e. Crew
Crew merupakan pemegang divisi dari setiap sub yang dipegang bagian desainer, diantaranya:
  • Bagian pentas/tempat;
  • Bagian tata lampu (lighting);
  • Bagian perlengkapan dan tata musik;

D. JENIS JENIS SENI TEATER
1. Teater Boneka 
Pertunjukan boneka telah dilakukan sejak Zaman Kuno. Sisa  peninggalannya ditemukan di makam-makam India Kuno, Mesir, dan Yunani. Boneka sering dipakai untuk menceritakan legenda atau kisah-kisah yang bersifat religius (keagamaan). Berbagai jenis boneka dimainkan dengan cara yang berbeda. Boneka tangan dipakai di tangan sementara boneka tongkat  digerakkan dengan tongkat yang dipegang dari bawah. Marionette atau boneka tali, digerakkan dengan cara menggerakkan kayu silang tempat tali boneka diikatkan. 

Selain itu, contoh teater boneka yang cukup populer ialah pertujukan wayang kulit. Dalam pertunjukan wayang kulit, wayang dimainkan di belakang layar tipis dan sinar lampu menciptakan bayangan wayang di layar. Penonton wanita duduk di depan layar, menonton bayangan tersebut. Penonton pria duduk di belakang layar dan menonton wayang secara langsung.

Beralih ke luar negeri, pertujukan Boneka Bunraku dari Jepang mampu melakukan banyak sekali gerakan sehingga diperlukan tiga dalang untuk menggerakkannya. Dalang berpakaian hitam dan duduk persis di depan penonton. Dalang utama mengendalikan kepala dan lengan kanan. Para pencerita bernyanyi dan melantunkan kisahnya.
TEATER BONEKA
TEATER WAYANG KULIT

2. Drama Musikal 
Drama musikal merupakan pertunjukan teater yang menggabungkan seni tari, musik, dan seni peran. Drama musikal lebih mengedepankan tiga unsur tersebut dibandingkan dialog para pemainnya. Kualitas pemainnya tidak hanya dinilai pada penghayatan karakter melalui untaian kalimat yang diucapkan tetapi juga melalui keharmonisan lagu dan gerak tari. Disebut drama musikal karena dalam pertunjukannya yang menjadi latar belakangnya merupakan kombinasi antara gerak tari, alunan musik, dan tata pentas. Drama musikal yang cukup tersohor ialah kabaret dan opera. Perbedaan keduanya terletak pada jenis musik yang digunakan. Dalam opera, dialog para tokoh dinyanyikan dengan iringan musik orkestra dan lagu yang dinyanyikan disebut seriosa. Sedangkan dalam drama musikal kabaret, jenis musik dan lagu yang dinyanyikan bebas dan biasa saja. 
PEMENTASAN DRAMA MUSIKAL

3. Teater Dramatik
Istilah dramatik digunakan untuk menyebut pertunjukan teater yang berdasarkan pada dramatika lakon yang dipentaskan. Dalam teater dramatik, perubahan karakter secara psikologis sangat diperhatikan. Situasi cerita dan latar belakang kejadian dibuat sedetil mungkin. Rangkaian cerita dalam teater dramatik mengikuti alur plot dengan ketat. Fokus pertujukan teater dramatik ialah menarik minat dan rasa penonton terhadap situasi cerita yang disajikan. Dalam teater dramatik, laku aksi pemain sangat ditonjolkan. Satu peristiwa berkaitan dengan peristiwa lain hingga membentuk keseluruhan cerita. Karakter yang disajikan di atas pentas adalah karakter tanpa improvisatoris. Teater dramatik mencoba mementaskan cerita seperti halnya realita.
TEATER DRAMATIK

4. Teatrikalisasi Puisi
Teatrikalisasi puisi merupakan pertunjukan teater yang dibuat berdasarkan karya sastra puisi. Karya puisi yang biasanya hanya dibacakan, dalam teatrikal puisi dicoba untuk diperankan di atas pentas. Karena bahan dasarnya adalah puisi maka teatrikalisasi puisi lebih mengedepankan estetika puitik di atas pentas. Gaya akting para pemain biasanya bersifat teatrikal. Tata panggung dan blocking dirancang sedemikian rupa untuk menegaskan makna puisi yang dimaksud. 
Teatrikalisasi puisi memberikan kesempatan bagi seniman untuk mengekspresikan kreativitasnya dalam menerjemahkan makna puisi ke dalam tampilan lakon dan tata artistik di atas pentas.
TEATRIKALISASI PUISI
5. Teater Gerak
Teater gerak merupakan pertunjukan teater dengan unsur utamanya adalah gerak dan ekspresi wajah pemainnya. Dalam pementasannya, penggunaan dialog sangat minimal atau bahkan dihilangkan seperti dalam pertunjukan pantomim klasik. Seiring perkembangannya, pemain teater dapat bebas bergerak mengikuti suasana hati (untuk karakter tertentu) bahkan lepas dari karakter tokoh dasarnya untuk menarik minat penikmat. Dari kebebasan ekspresi gerak inilah gagasan mementaskan pertunjukan dengan berbasis gerak secara mandiri muncul.

Teater gerak yang paling populer dan bertahan sampai saat ini  adalah pantomim. Sebagai sebuah pertunjukan yang sunyi karena tidak menggunakan suara, pantomim mencoba mengungkapkan ekspresinya melalui tingkah laku gerak dan mimik para pemainnya. Makna pesan yang hendak direalisasikan dipertunjukkan dalam bentuk gerak. 

Kamis, 03 November 2016

SENI RUPA

Hasil gambar untuk GAMBAR ANIMASI BERGERAK SENI RUPA


Pengertian Seni Rupa 

Seni Rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang ditangkap oleh mata dan dirasakan dengan  rabaan. Seni rupa juga diartikan sebagai hasil ciptaan kualitas, hasil, ekspresi, atau alam keindahan atau segala hal yang melebihi keasliannya serta klasifikasi objek-objek terhadap kriteria tertentu yang diciptakan menjadi suatu struktur sehingga dapat dinikmati menggunakan indera mata dan peraba.

Hasil gambar untuk GAMBAR ANIMASI BERGERAK SENI RUPA

Unsur-Unsur Seni Rupa 

Seni rupa dibangun dari beberapa unsur yang saling membentuk suatu kesatuan padu sehingga dapat dinikmati secara utuh. Unsur-unsur seni rupa merupakan unsur yang digunakan untukmewujudkan sebuah karya seni rupa. Unsur-unsur seni rupa yaitu sebagai berikut... 

1. Titik, adalah unsur seni rupa yang paling dasar yang melahirkan suatu wujud dari ide-ide atau gagasan yang melahirkan garis, bentuk, atau bidang. Teknik lukisan yang menggunakan kombinasi dari berbagai variasi ukuran dan warna titik dikenal dengan sebutan Pointilisme.

2. Garis, adalah unsur seni rupa sebagai hasil dari penggambungan unsur titik. Berdasarkan jenisnya, garis dibedakan dari garis lurus, panjang, lengkung, pendek, vertikal, horizontal, diagonal, berombak, patah-patah, siral, putus-putus dan lain-lain. Macam-macam garis tersebut akan menimbulkan kesan-kesan tertentu seperti garis lurus berkesan tegak dan keras, garis patah-patah terkesan kaku, garis lengkung berkesan lembut dan lentur, dan garis spiral berkesan lentur. Selain itu, garis juga memberikan kesan watak sehingga dapat digunakan sebagai perlambaan misalnya.. 
  • Garis tegak melambangkan keagungan, kestabilan. 
  • Garis halus, melengkung-melengkung berirama mengesankan kelembutan kewanitaan. 
  • Garis miring, melambangkan akan kegoncangan, gerak, tidak stabil. 
  • Garis tegas, kuat, terpatah-patah mengesankan atau melangmbangkan kekuasaan.
Sedangkan, berdasarkan wujud garisnya yaitu sebagai berikut..
  • Garis nyata, ialah garis yang dihasilkan dari coretan atau goresan lengkung. 
  • Garis semu, yaitu garis yang muncul karena terdapat kesan balance pada bidang, warna atau ruang. 
3. Bidang, adalah pengembangan garis yang membatasi suatu bentuk sehingga dapat membentuk bidang yang melingkupi dari beberapa sisi. Bidang memiliki sisi panjang, dan lebar dengan memiliki ukuran.

4. Bentuk, adalah unsur seni rupa dari gabungan berbagai bidang. Bentuk dikelompokkan dalam 2 macam yaitu sebagai berikut..
a. Bentuk Geografis, ialah bentuk yang terdapat ilmu ukur seperti
  • Bentuk kubistis, contohnya kubus dan balok 
  • Bentuk silindris, contohnya tabung, bola dan kerucut. 
b. Bentuk Nongeometris, adalah bentuk yang meniru bentuk alam, seperti hewan, manusia dan tumbuhan.

5. Ruang, adalah unsur seni rupa dengan dua sifat. Dalam seni rupa dua dimensi, ruang besifat semu sedangkan dalam seni rupa tiga dimensi, ruang bersifat nyata. Ruang juga digolongkan menjadi dua yaitu Ruang dalam bentuk nyata, seperti ruangan kamar, ruangan patung. Ruangan dalam bentuk khayalan (ilusi) seperti ruangan yang terkesan dari lukisan.
6. Warna, adalah unsur seni rupa yang menimbulkan kesan dari pantulan cahaya pada mata. Warna dikelompokkan dalam beberapa macam yaitu sebagai berikut..
  • Warna Primer, adalah warna dasar yang tidak diperoleh dari campuran warna lain. Warna primer terdiri dari warna merah, kuning dan biru.
  • Warna Sekunder, adalah warna yang dapatkan dari campuran dua warna primer dalam takaran tertentu.
  • Warna Tersier, adalah warna yang didapatkan dari pencampuran warna sekunder
  • Warna Analogus, adalah deretan warna yang letaknya berdampingan dalam satu lingkaran warna atau berdekatan, seperti deretan warna hijau ke warna kuning.
  • Warna  Komplementer, adalah warna yang kontras dan letaknya bersebrangan yang dibentuk dalam satu lingkaran warna, misalnya warna merah dengan hijau, warna kuning dengan warna ungu.
7. Tekstur, adalah sifat dan keadaan suatu permukaan bidang atau permukaan benda pada sebuah karya seni rupa. Setiap benda memiliki sifat permukaan yang berbeda. Tekstur dapat dibedakan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu. Tekstur nyata adalah nilai raba yang sama antara penglihatan dan rabaan. Sedangkan teksur semu adalah kesan yang tidak sama antara penglihatan dan perabaan.

8. Gelap Terang, adalah unsur yang bergantung dari intensitas cahaya. Semakin besar intensitassuatu cahaya maka semakin terang, sedangkan semakin kecil intensitas cahaya, maka akan semakin gelap. Dalam karya seni rupa dua dimensi, unsur gelap terang dibuat menurut gradiensi dan pemilihan warna yang ada.


Fungsi Seni Rupa

1. Fungsi Individu 

a. Fungsi pemenuhan kebutuhan fiisk 
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk homofaber yang memiliki kecakapan untuk apresiasi pada keindahan dan pemakaian benda-benda. Seni terapan memang mengacu kepada pemuasan kebutuhan fisik sehingga dari segi kenyamanan menjadi hal yang penting. Sebagai contoh seni bangunan, seni furniture, seni pakaian/textile, seni kerajinan, dll. 

b. Fungsi pemenuhan kebutuhan emosional
Setiap orang memiliki sifat yang berbeda-beda dengan manusia lain. Pengalaman dari setiap orang sangatlahberbedauntuk mempengaruhisisi emosional atau perasaannya. Contohnya perasaan sedih, gembira, letif-lelah, kasihan, cinta, benci, dll. Manusia mampu merasakan semua itu karena di dirinya terdapat dorongan emosional karena merupakan situasi kejiwaan pada setiap manusia normal. Untuk memenuhi kebutuhan emosional manusia memerlukan dorongan dari luar dirinya yang sifatnya menyenangkan, memuaskan kebutuhan batinnya. Contohnya mengalami keletihan sehingga membutuhkan rekreasi seperti teater, menonton biskop, konsert, pameran seni dll. 

2. Fungsi Sosial 

a. Fungsi Sosial Seni dibidang Rekreasi 
Banyak aktivitas seseorang membuat mereka merasakan kejenuhan sehingga orang tersebut memerlukan penyebaran seperti berlipur ke tempat rekreasi objek wisata (rekreasi alam). dan Seni rupa juga sebagai benda rekreasi seperti seni teater, pameran lukisan, pagelaran musik, dan pameran bonsai. Arti seni benda rekreasi adalah seni yang menciptakan kondisi bersifat penyebaran dan pembaharuan kondisi yang telah ada.

b. Fungsi Sosial Seni bidang Komunikasi  
Setiap manusia pasti berkomunikasi dengan bahasa karena merupakan sarana komunikasi paling efektif dapat dengan mudah dimengerti. Namun bahasa memiliki keterbatasan karena tidak semua bahasa dapat dimengerti seluruh orang didunia ini karena bahasa setiap negara berbeda-beda, maka dari itu dibutuhkan bahasa universal yang digunakan untuk berkomunikasi di seluruh dunia ini. Berdasarkan pernyataan tersebut, seni diyakini dapat berperan sebagai bahasa universal. seperti affandi yang berkomunikasi ke seluruh dunia dengan lukisannya, Shakespare berkomunikasi dengan puisi-puisinya. Berdasarkan dari contoh nyata tersebut, seni dapat menembus batasan-batasan verbal, maupun perbedaan lahiriah setiap orang. 

c. Fungsi Sosial di bidang Pendidikan 
Dalam arti luas, pendidikan adalah suatu kondisi yang bertransformasi yang mengakitkan kondisi tertentu menjadi lebih maju. Seni dapat memberikan pendidikan karena dari setiap pertunjukan seni terdapat makna  yang disampaikan.  Seni bermanfaat untuk membimbing dan mendidik mental dan tingkahlaku seseorang berubah menjadi kondisi yang lebih maju dari sebelumnya. Dari ha ini, bahwa seni menumbuhkan pengalaman estetika dan etika. 
d. Fungsi Sosial Seni dibidang Rohani 
Menurut Kar Barth bahwa keindahan bersumber dari Tuhan. Agama merupakan salah satu sumber insiperasi seni yang berfungsi untuk kepentingan keagamaan. Pengalaman-pengalaman religi menggambarkan bentuk nilai estetika.

Tidak hanya itu fungsi nya seni dapat dilihat dibawah ini..
  • Memuaskan batin seniman penciptanya atau memberikan kepuasan tersendiri 
  • Memberikan keindahan yang dinikmati secara luas berdasarkan penilaian yang berbeda. 
  • Menyampaikan nilai-nilai budaya dan ekspresi seniman 
  • Sebagai benda kebutuhan sehari-hari atau benda praktis 
  • Sebagai media atau alat untuk mengenang suatu peristiwa tertentu 
  • Sebagai sarana ritual keagamaan.
Macam-Macam Seni Rupa  
Macam-Macam seni dikelomokkan menurut wujud, massa dan fungsinya yaitu sebagai berikut.. 

1. Macam-Macam Seni Rupa Berdasarkan Wujudnya 
  • Seni Rupa Dua Dimensi, adalah seni rupa dengan karya dua ukuran, yaitu panjang dan lebar. Seni rupa dua dimensi hanya dapat dilihat dari satu arah yaitu dari arah depan. Contoh seni rupa dua dimensi adalah seni lukis, seni batik, sketsa, dan seni ilustrasi. 
  • Seni Rupa Tiga Dimensi, adalah seni rupa yang yang memiliki tiga ukuran panjang, lebar dan tinggi atau tebal (memiliki volume). Hasil dari karya seni dapat dinikmati atau dihayati dari sembarang arah pandang. Contoh seni rupa tiga dimensi adalah seni kriya, seni taman, seni bangunan, dekorasi dan lain-lain. 
2. Macam-Macam Seni Rupa Berdasarkan Massanya 
  • Seni Rupa Tradisional, adalah seni rupa yang dibuat dengan pola, aturan, atau pakem tertentu sebagai pedoman dalam berkarya seni dan dibuat berulang-ulang tanpa merubah bentuk aslinya. Aturan-aturan umum terkait dengan penciptaan bentuk, ola, corak, penggunaan warna, bahan dan ukuran, Aspek-aspek berkarya seni seni rupa tradisional misalnya masih dipertahankan secara turun-temurun, dari generasi ke generasi sampai sekarang. Sehingga seni rupa bersifat statis, sejak dulu hingga sekarang bentuk dan coraknya tidak mengalami perubahan.
  • Seni Rupa Modern, adalah karya seni yang ditandai dengan munculnya kreativitas untuk mencitakan hal yang baru yang belum pernah ada sebelumnya. Unsur kebaharuan menjadi sangat penting dan harus ada untuk memberikan karya seni rupa modern yang mengutamakan aspek kreativitas dalam berkarya sehingga tercipta suatu karya yang baru. Sehingga seni rupa modern bersifat lebih individualis. Contoh seni rupa modern berupa lukisan, grafis, patung dan kriya.
  • Seni Rupa Kontemporer, adalah karya seni yang pemunculannya dipengaruhi oleh waktu dimana karya seni tersebut diciptakan. Seni rupa kontemporer bersifat kekinian dan temporer yang diangkat dari seni rupa kontemporer mengenai situasi dan kondisi saat karya tersebut diciptakan yang biasa untuk ekspresi pribadi seniman dan mengungkapkan daya fantasi, imajinasi, maupun dengan cita-cita harapan yang dikaitkan mengenai situasi dan kondisi kapan karya tersebut diciptakan. 
3. Macam-Macam Seni Rupa Berdasarkan Fungsinya
  • Seni Rupa Terapan, adalah seni rupa yang dihadirkan dari tujuan praktis. Karya yang digunakan dari benda-benda dengan kebutuhan sehari-hari masyarakat, seperti senjata, poster, keramik, rumah dan lain-lain
  • Seni Rupa Murni adalah karya seni rupa yang diciptakan bukan untuk tujuan digunakan melainkan untuk mengungkapkan ide dari penciptanya dan hanya mengutamakan nilai keindahan. Seni rupa terapan, bebas untuk semua orang dalam mengungkapkan keinginan, harapan, impian, khayalan dalam karya seninya.